Sabtu, 16 Maret 2013

Reungan Minggu Judika 2013


TUHAN Memulihkan
Mazmur 126 : 1 - 6
Pernah menonton film Gladiator atau Spartacus? Film yang bercerita tentang para budak pilihan. Mereka dipilih dan dibeli untuk menjadi petarung dan disebut sebagai Gladiator. Bagaikan ayam-ayam adu, mereka diadu untuk memuaskan hasrat tuannya.
Kehidupan para Gladiator yang bersimbah darah itu diikat oleh kesepakatan antara Tuan dengan para Gladiator tersebut: bagi mereka yang berhasil mengharumkan nama Tuannya akan memperoleh kemerdekaan dari perbudakan sebagai Gladiator, dan status mereka menjadi sama dengan tuannya. Adalah hal yang sulit untuk meraih kemerdekaan itu, karena tidak cukup satu atau dua bahkan puluhan pertandingan yang harus dilalui oleh seorang Gladiator. Kebanyakkan mereka mati sebelum tiba di alam kemerdekaan itu, karena kebanyakkan dari antara mereka mati terbunuh dalam sebuah pertandingan, atau sengaja dibunuh untuk kepentingan sang tuan. Iming-iming kemerdekaan boleh jadi hanya bualan belaka.
Jauh sebelum budaya Gladiator dikenali oleh orang Roma, bangsa Israel telah mengalami kondisi yang berat seperti para Gladiator. Bagi mereka kemerdekaan adalah bualan atau lelucon pada saat rasa lelah, jenuh dan kecewa mendera. Sementara kehidupan harus berjalan terus.  Namun bagaikan mimpi yang terjadi di alam maya itu, pada waktu yang ditetapkan oleh TUHAN, bangsa Israel yang tekun dalam doa dan pengharapan itu melihat dan menikmati kemerdekaan dari penjajahan.
Dalam Kristus, kita pun telah melihat, menerima dan menikmati kejutan kemerdekaan melalui karya penebusan yang jauh melebihi "mimpi". TUHAN sendiri datang dengan InisiatifNYA dalam rupa manusia yang bernama Yesus itu membebaskan kita semua dari kuasa dosa yang mematikan itu. Bahkan Dia membebaskan kita dari penjajahan kerajaan kematian. Jerih payah, keringat, tangis orang yang berusaha dalam kehendak Allah selalu akan berakhir dengan tarian sorak-sorai (5-6).
Selamat menyambut hari Paskah, hari kemerdekaan manusia dari penjajahan dosa dan kematian.

Kamis, 07 Februari 2013

Renungan Minggu Estomihi 2013

Kemulian TUHAN Yang Memerdekakan
II Korintus 3 : 12 – 4 : 2
Kemerdekaan yang datang melalui Kristus (Gal. 5:1) pertama-tama dan terutama merupakan pembebasan dari hukuman dan perbudakan dosa (2 Kor. 3:7-9; Rom 6:6, 14)  dan seluruh kuasa Iblis (Kis. 26:18). Inilah kemuliaan hati TUHAN yang memerdekakan manusia.
Ada dua skenario sebagai akibat dari kemuliaan hati TUHAN yang memerdekakan itu.
1.    Pembebasan sebenarnya dimulai dengan bersatunya orang percaya dengan Kristus (Kis. 4:12; Ef. 1:7) dan penerimaan Roh Kudus. Dan, pembebasan dari perhambaan yang dipelihara oleh Roh yang berdiam dalam diri secara terus-menerus dan melalui ketaatan terhadap bimbingan-Nya (Rom 8:1).
2.    Pembebasan Kristen memerdekakan orang percaya untuk melayani Allah (1 Tes. 1:9) dan orang lain (1 Kor. 9:19) dalam jalan kebenaran (Roma 6:18 dst). Pendek kata, kita menjadi hamba TUHAN dengan menjadi Injil yang hidup yang boleh dibaca semua orang (2 Kor. 3:3).
Contohnya adalah Paulus yang tidak tawar hati meski mengalami banyak rintangan dalam pelayanan. Ia sadar bahwa pelayanan pemberitaan Kristus begitu mulia (3 : 7 - 15). Maka menjadi pelayan Injil merupakan kehormatan yang berasal dari kemurahan Allah semata. Kesadaran ini membangkitkan dua hal. Pertama, ketegasan untuk tidak menodai pelayanan yang mulia dengan tindakan dan motivasi yang tidak murni. Kedua, bersungguh-sungguh agar Injil dapat diberitakan dengan cara yang membuat pendengarnya dapat memahami dengan benar.
Pelayanan Injil adalah mewartakan kemuliaan Kristus yang menyelamatkan. Jangan khawatir! Selamat menyambut Paskah.