Kamis, 04 Oktober 2012

Iri Hati Itu Berbahaya



By: Manati I Zega
Iri hati. Dalam pergaulan sehari-hari kata tersebut sering diucapkan. Seorang siswa TK iri karena temannya baru dibelikan sepatu baru. Seorang ibu iri karena tetangganya baru saja membeli mobil baru.

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen karya Muhammad Ali (Pustaka AMANI Jakarta), iri hati diartikan sebagai perasaan kurang senang melihat orang lain beruntung, atau berhasil di dalam hidupnya. Bisa juga diartikan cemburu, sirik. Dari defenisi ini sangat jelas bahwa orang yang iri hati adalah orang yang selalu tidak bisa menerima realita keberhasilan orang lain. Ada beberapa bahaya serius yang ditimbulkan oleh iri hati.

SECARA TEOLOGIS
Bahaya ini saya istilahkan seperti virus yang menggerogoti iman Kristen yang sejati. Virus iri hati akan memakan habis iman seseorang sehingga di dalam hidupnya hanyalah menggerutu. Ya, menggerutu kepada Tuhan.

Seseorang yang iri hati, tidak pernah atau jarang mengucapkan terima kasih atas kebaikan Allah. Orang yang iri hati selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Ia selalu berkata mengapa Tuhan tidak adil? Orang lain diberkati, tetapi saya tidak. Mengapa Si A bisa membeli mobil baru, pada hal ia jarang ke gereja?

Bahaya lain yang bisa timbul dalam kehidupan seseorang yang selalu iri hati adalah ukuran berkat Tuhan, selalu dihubungkan dengan materi. Nilai nominal tabungannya di bank. Jumlah rumah yang dimiliki, jumlah mobil dan sebagainya.

Benarkah berkat Tuhan hanya materi? Benarkah berkat Tuhan hanya rumah dan mobil bagus? Bagaimana menurut Anda?

Sesungguhnya Alkitab yang adalah pondasi tertinggi dalam teologi Kristen, mengajarkan berkat yang terbesar bagi umat manusia, ketika Yesus Kristus datang ke dunia untuk memberi kepastian keselamatan. Dosa telah diampuni merupakan berkat terbesar yang tidak dapat dibeli dengan uang, harta benda yang dimiliki oleh orang terkaya sekalipun. Kita dapat mengatakan bahwa keselamatan dari dosa adalah berkat Allah yang terbesar di sepanjang sejarah manusia.

SECARA PSIKOLOGIS
Ada konflik psikologis yang sangat hebat dalam diri seseorang yang iri hati. Seseorang yang iri hati akan berkata mengapa Tuhan tidak memberkati saya? Apakah Tuhan sudah tidak mengasihi saya? Tetapi di sisi lain Roh Kudus menyadarkannya bahwa Tuhan sungguh-sungguh mengasihi hidupnya. Ketika terjadi konflik seperti ini, maka di dalam diri seseorang timbul bahaya kejiwaan yang saya sebut pecah jiwa. Pecah jiwa, bisa mengakibatkan seseorang mengalami distorsi. Ia akan mengalami muatan berpikir yang melebihi kapasitasnya. Ini berbahaya! Stres berat atau penyakit kejiwaan lainnya sangat mungkin terjadi.

SEGI KESEHATAN
Akibat dari pengaruh psikologis seperti yang telah dijelaskan di atas, bisa memunculkan penyakit tertentu. Misalnya, diawali dengan susah tidur karena perasaan marah, atau jengkel. Mulai timbul serangan jantung, akibatnya tubuh menjadi lemah. Ketika mengalami penyakit tersebut, secara ekonomis akan mengalami kerugian sebab harus membayar biaya pengobatan. Tentu harganya tinggi. Ini hanya salah satu contoh sederhana.

Menurut salah seorang pakar kesehatan yang pernah melakukan penelitian, ia mengatakan, “Perasaan emosional yang ada di dalam diri seseorang ketika sedang iri hati, merupakan tempat yang paling rawan untuk kompilikasi berbagai penyakit“. Data ini, membantu kita untuk memahami bahwa sikap iri hati berpengaruh besar bagi kesehatan kita. Maka berhentilah iri hati, sebaliknya mengucap syukurlah atas kebaikan Tuhan. Tuhan kiranya menguatkan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar