Betapa
sukarnya kita ini menjadi pendengar yang baik. Bukankah, kita lebih suka
didengar daripada mendengarkan?
Seringkali,
kita merasa seperti orang bodoh karena terlalu banyak mendengar, sedangkan
sebenarnya kita sudah tahu atau bahkan lebih banyak tahu dari apa yang
dibicarakan oleh lawan bicara kita. Lalu, kita berusaha memotong pembicaraan
dan akhirnya perdebatan pun terjadi. Ya, satu hal yang patut kita sadari adalah
bahwa sifat dasar setiap manusia adalah ingin dihargai, ingin didengar, dst.
Jadi betapa arif’nya apabila kita yang merasa sudah banyak tahu, mencoba untuk
merendahkan diri dengan memberikan orang lain kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya, tanpa harus buru-buru memotong pembicaraan. Pembelajaran ini
sangat penting supaya kita dapat ‘menjadi pendengar yang baik,’ karena begitu
banyak hal positif yang kita dapat dari ‘menjadi pendengar yang baik.’ Seperti
contoh: kita dapat mendapat informasi yang jelas, kita dapat menghindari
konflik perdebatan dengan orang lain, dan terlebih lagi kita dapat melatih
kesabaran, fokus dan ketenangan kita. Nah..., karena menjadi pendengar yang
baik diperlukannya kesabaran, fokus dan ketenangan, bagi kita yang “Pandai
Bicara” sudah pastinya susah untuk menjadi pendengar yang baik karena
memerlukan usaha ekstra keras untuk sejenak menahan nafsu bicara kita.
Oleh sebab itu berbahagialah orang tidak pandai tapi cenderung mau
mendengarkan, karena memang tendensi orang yang sudah pandai biasanya tak suka
ditegur dan lebih suka didengarkan. Tapi saya yakin, orang yang hidup
benar-benar dalam Tuhan pasti akan berubah, sebab sepintar apapun kalau kita
tidak memiliki humility (kerendahan hati) dan kasih semuanya itu,
sia-sia!!
Ada beberapa
hal yang patut kita pahami untuk menjadi pendengar yang baik, karena orang yang
sekedar mendengar, dengan orang yang benar-benar mau mendengar hasilnya bebeda.
Seperti kata Wilson Mizner, “Seorang pendengar yang baik
tidak hanya disukai orang di mana-mana, tapi ia juga lebih banyak tahu dari
orang lain.” Apakah Anda mau menjadi pendengar yang baik? Berikut ada 6
ketrampilan untuk menjadi pendengar yang baik:
- Pandanglah Si Pembicara
Fokuslah pada lawan bicara Anda, karena proses mendengarkan yang prioritas adalah memberikan perhatian yang tak terbagi-bagi oleh kegiatan lainnya. - Jangan Menyela atau
Menginterupsi
Ada beberapa orang yang sangat tak suka pembicaraanya disela atau diinterupsi oleh lawan bicaranya. Jadi jangan segan untuk memberikan waktu pada lawan bicara Anda, karena jangan pernah merasa, bahwa salah satu dari Anda harus berbicara terus!! Karena pasti ada waktu hening yang dapat kita gunakan untuk berbicara. - Berfokus Pada Pemahaman
Betapa orang cepat melupakan hal-hal yang mereka dengar! Jadi mendengar yang efisien tidak hanya syarat dengan sekedar mendengar kata-kata yang disampaikan. Namun Anda dituntut untuk menemukan makna dan pemahaman akan apa yang sedang diucapkan lawan bicara Anda. - Tangguhkan Penilaian Anda
Hampir semua orang terburu-buru manarik kesimpulan dan menyampaikannya pada saat sang pembicara belum selesai berbicara. Karena hal ini mengakibatkan, Anda mungkin kehilangan hal penting yang ingin mereka sampaikan. - Ajukan Pertanyaan Untuk
Mendapat Penjelasan
Jika Anda ingin menjadi pendengar yang efektif , jadilah reporter yang baik – bukan reporter yang kaku, melainkan seorang reporter yang dengan lembut mengajukan pertanyaan dan meminta penjelasan. - Jadikan Kegiatan Mendengar
Sebagai Prioritas
Hal terakhir, adalah menanamkan ketrampilan mendengar Anda sebagai prioritas, tanpa memandang gelar pendidikan Anda atau seberapa tinggi jabatan Anda. Mari, janganlah jadi orang yang eksklusif tetapi jadilah orang yang bijaksana, yang mau merendahkan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar