Kamis, 04 Oktober 2012

Susahnya “Menjadi Pendengar yang Baik!”




Betapa sukarnya kita ini menjadi pendengar yang baik. Bukankah, kita lebih suka didengar daripada mendengarkan?
Seringkali, kita merasa seperti orang bodoh karena terlalu banyak mendengar, sedangkan sebenarnya kita sudah tahu atau bahkan lebih banyak tahu dari apa yang dibicarakan oleh lawan bicara kita. Lalu, kita berusaha memotong pembicaraan dan akhirnya perdebatan pun terjadi. Ya, satu hal yang patut kita sadari adalah bahwa sifat dasar setiap manusia adalah ingin dihargai, ingin didengar, dst. Jadi betapa arif’nya apabila kita yang merasa sudah banyak tahu, mencoba untuk merendahkan diri dengan memberikan orang lain kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, tanpa harus buru-buru memotong pembicaraan. Pembelajaran ini sangat penting supaya kita dapat ‘menjadi pendengar yang baik,’ karena begitu banyak hal positif yang kita dapat dari ‘menjadi pendengar yang baik.’ Seperti contoh: kita dapat mendapat informasi yang jelas, kita dapat menghindari konflik perdebatan dengan orang lain, dan terlebih lagi kita dapat melatih kesabaran, fokus dan ketenangan kita. Nah..., karena menjadi pendengar yang baik diperlukannya kesabaran, fokus dan ketenangan, bagi kita yang “Pandai Bicara” sudah pastinya susah untuk menjadi pendengar yang baik karena memerlukan usaha ekstra keras untuk sejenak menahan nafsu bicara kita.  Oleh sebab itu berbahagialah orang tidak pandai tapi cenderung mau mendengarkan, karena memang tendensi orang yang sudah pandai biasanya tak suka ditegur dan lebih suka didengarkan. Tapi saya yakin, orang yang hidup benar-benar dalam Tuhan pasti akan berubah, sebab sepintar apapun kalau kita tidak memiliki humility (kerendahan hati) dan kasih semuanya itu, sia-sia!!
Ada beberapa hal yang patut kita pahami untuk menjadi pendengar yang baik, karena orang yang sekedar mendengar, dengan orang yang benar-benar mau mendengar hasilnya bebeda. Seperti kata Wilson Mizner, Seorang pendengar yang baik tidak hanya disukai orang di mana-mana, tapi ia juga lebih banyak tahu dari orang lain.” Apakah Anda mau menjadi pendengar yang baik? Berikut ada 6 ketrampilan untuk menjadi pendengar yang baik:
  1. Pandanglah Si Pembicara
    Fokuslah pada lawan bicara Anda, karena proses mendengarkan yang prioritas adalah memberikan perhatian yang tak terbagi-bagi oleh kegiatan lainnya.
  2. Jangan Menyela atau Menginterupsi
    Ada beberapa orang yang sangat tak suka pembicaraanya disela atau diinterupsi oleh lawan bicaranya. Jadi jangan segan untuk memberikan waktu pada lawan bicara Anda, karena jangan pernah merasa, bahwa salah satu dari Anda harus berbicara terus!! Karena pasti ada waktu hening yang dapat kita gunakan untuk berbicara.
  3. Berfokus Pada Pemahaman
    Betapa orang cepat melupakan hal-hal yang mereka dengar! Jadi mendengar yang efisien tidak hanya syarat dengan sekedar mendengar kata-kata yang disampaikan. Namun Anda dituntut untuk menemukan makna dan pemahaman akan apa yang sedang diucapkan lawan bicara Anda.
  4. Tangguhkan Penilaian Anda
    Hampir semua orang terburu-buru manarik kesimpulan dan menyampaikannya pada saat sang pembicara belum selesai berbicara. Karena hal ini mengakibatkan, Anda mungkin kehilangan hal penting yang ingin mereka sampaikan.
  5. Ajukan Pertanyaan Untuk Mendapat Penjelasan
    Jika Anda ingin menjadi pendengar yang efektif , jadilah reporter yang baik – bukan reporter yang kaku, melainkan seorang reporter yang dengan lembut mengajukan pertanyaan  dan meminta penjelasan.
  6. Jadikan Kegiatan Mendengar Sebagai Prioritas
    Hal terakhir, adalah menanamkan ketrampilan mendengar Anda sebagai prioritas, tanpa memandang gelar pendidikan Anda atau seberapa tinggi jabatan Anda. Mari, janganlah jadi orang yang eksklusif tetapi jadilah orang yang bijaksana, yang mau merendahkan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar